Senin, 01 April 2013

Gunung Djadi Gunung Pertama Di Riau

PEKANBARU,TRIBUNPEKANBARU.COM-Riau selama ini dikenal sebagai daerah kaya minyak dengan geografis tidak ada gunung. Tak heran kemudian, klaim dari Tim XPDC 12-12 bahwa di Riau ada gunung yang selanjutnya bernama Gunung Djadi mengundang perdebatan.


Tim XPDC memiliki argumentasi sehingga berani menyatakan di Riau ada gunung. Berdasarkan ekspedisi mereka pada 29 Desember 2011 hingga 7 Januari 2011 lalu, gunung tersebut berada di hulu Sungai Kampar, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, tepatnya berada dalam kawasan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling dan berbatasan dengan Sumatera Barat (Sumbar) Hisam, koordinator ekspedisi dalam keterangan pers, Jumat (13/1) mengatakan, gunung tersebut berada di ketinggian 1.100 mdpl.


"Sedangkan sebuah titik benjolan bisa dikatakan sebagai sebuah gunung apabila ketinggiannya lebih dari 2000 kaki atau 610 mdpl. Jadi, lokasi di Kampar ini, mengacu pada persyaratan gunung, bisa dikatakan sebagai sebuah gunung," jelasnya.


Hal itu masih didukung dengan adanya penemuan vegetasi hutan pinus alamai dipuncak gunung. Sementara di Riau, tambah Hisam, tidak pernah ditemukan adanya hutan pinus alami.


Masih kata Hisam, pada ketinggian sekitar 900 mdpl, tim ekspedisi yang terdiri dari sembilan orang, juga menemui cuaca berkabut. Seperti layaknya sebagian besar kondisi cuaca di gunung-gunung lainnya di Indonesia.


Diungkapkannya, terdapat dua puncak tertinggi yang dimiliki Gunung Djadi. Perjalanan untuk mencapai puncak, tidaklah mudah. Tim ekspedisi harus naik turun sepuluh buah bukit. Dan tidak jarang, tim yang sudah berada di ketinggian 800 mdpl hingga 900 mdpl, harus turun ke titik 600 mdpl.


Kondisi pucak, lanjutnya, merupakan wilayah hutan yang mempunyai kerapatan pohon cukup tinggi. Sehingga, sedikit banyak hal itu mempengaruhi rentang waktu untuk sampai ke puncak.


"Dari desa terdekat, dibutuhkan waktu dua hari untuk sampai ke puncaknya," imbuh dia.


Selain puncak tertinggi, tim ekspedisi juga menjumpai banyak hal yang menyimpan potensi wisata. Misalnya, air terjun, hutan yang masih alami, bermacam jenis burung, dan sebagainya.


Hanya saja, klaim Tim XPDC 12-12 ini belum didukung oleh kajian akademis, khususnya di bidang vulkanologi maupun geologi. Selain itu sejarah penamaan Gunung Djadi juga belum ada referensi yang sahih.
Purna Handoko, anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia, yang dihubungi Tribunnewspekanbaru.com, Jumat malam, belum bisa memastikan klaim Tim XPDC 12-12 bahwa ada gunung yang ditemukan di Kampar. Data yang dibeberkan Tim XPDC untuk mengklaim adanya gunung tersebut masih lemah.


Menurut Purna, selama belum ada penemuan pernah terjadinya aktifitas magma, belum bisa disebut sebagai gunung. Meskipun titik tertingginya berada di atas 610 mdpl. Namun demikian, menurutnya gunung bisa terjadi di mana saja. Dengan syarat, adanya aktifitas intrusi. Ia mencontohkan Gunung Anak Krakatau yang muncul dari dasar laut.


"Bahkan, asalkan ada intrusi di belakang rumah kita sekalipun dan membentuk gundukan tanah, sudah bisa dikatakan gunung," ujar lulusan Geologi UPN Yogyakarta ini.


Agar tidak menjadi perdebatan terus, klaim tim ini harus ditelusuri dengan kajian ilmiah melibatkan tenaga ahli dibidang geologi maupun vulkanologi. Tujuannya, untuk membuktikan apakah pernah ada fase intrusi atau naiknya magma menembus bebatuan di kawasan itu.


Di luar perdebatan gunung atau tidak, langkah Tim XPDC juga patut diapreasi. Upaya mereka mengenalkan kawasan ini sekaligus menjadi 'benteng' terhadap kemungkinan terjadinya pengrusakan alam. Gunung atau tidak, pemerintah daerah atau instansi terkait diharapkan bisa menindaklanjutinya dengan penelitian lebih mendalam. (cr11)

Editor : zid